Pasca trendnya terus meningkat, terus dicari warta sebarapa besar perbendaharaan warna antik yang masuk ke lndonesia. Tapi, bagaimanapun masih adan hambatan mendapat literatur yang valid untuk membukukan jenis-jenisnya. Lantaran keterbatasan sumber, hanya beberapa jenis saja yang masuk jenis antik.
Blorok, Jenis ini dianggap yang paling sering ditemui di pasaran dan keabsahan antiknya sanggup dipertanggungjawabkan. Tapi ditandaskan, tidak menutup kemungkinan akan atau sudah ada muncul jenis baru.
Lantas bagaimana dengan warna antik yang membanjiri pasar ketika ini, seperi lovebird kepala elang, blorok atau jenis lainnya yang mungkin Anda gres kali pertama melihat atau mendengarnya.
“Bagi penangkar, warna antik apa pun namanya niscaya akan diburu. Kalau toh harganya mahal tapi masih sanggup dijangkau niscaya dibeli,” ujar salah seorang penangkar asal Bojonegoro.
Besarnya harapan itu pula yang menguatkan dirinya membeli 8 pasang indukan produktif warna blorok dari Solo. Per pasang dibanderol Rp 4 juta. ”Saat melihat warnanya, citra di otak bakal muncul kelak warna-warna antik pada anaknya,” kata laki-laki yang enggan disebutkan namanya.
Tapi, belum genap sepekan rasa curiga terhadap perubahan warna itu muncul. Keraguan makin menguat tatkala seorang rekannya memastikan calon indukan itu aspal alias orisinil tapi palsu.
Belum yakin dari penuturannya, Agrobur pun menelusuri Kota Pahlawan. Kota yang dikenal menjadi surganya para pemasok lovebird warna antik. Wartawan tabloid itu nyamperin Ronny Perkasa, salah seorang peternak sekaligus pemain papan atas dari Surabaya.
Sebelum Agrobur banyak menceritakan fenomena ini, Ronny pribadi menangkap apa yang menjadi kegundahan para lovebird-mania. “Saya juga ketipu lovebird kepala elang dari Solo, ternyata itu burung semiran,” bebernya sambil menceritakan modus yang dilakukan pelaku.
Kala itu ia membeli dua warna antik, kepala elang dan nasa (muka putih dada biru muda). Per ekor dibanderol Rp l.750.000. Tapi, belum genap sepekan kedua burung tadi menunjukkan gejala keanehan. “Awalnya mata lovebird tersebut berair, terus ketika bulunya disemprot air, warnanya memudar,” sebutnya.
Sekitar sebulan ngendon di rumahnya, kedua lovebird warna antik tadi mati. “Wah, ketipu aku,” gerutunya.
Lantaran penasaran, disibaklah helai demi helai kedua burung tersebut.Ronny berkeyakinan warna antik itu dihasilkan dari rekayasa. Bulunya disemir dengan materi kimia tertentu sehingga wama blorok tadi ditimbulkan dari semiran yang dikerjakan spesialis dalam menyulap bulu.
Banyak yang tertipu disebabkan oleh kurangnya ketelitian sewaktu membeli, jangan tergiur dengan harga dibawah pasaran, tapi cermati dan amati warna yang terlihat dan bandingkan dengan foto atau gambar lovebird GS maupun BS yang beredar pada search google image maupun yang lain.
Agar teman pemula tidak tertipu, berikut kami rangkum ciri dari burung lovebird GS atau BS palsu yang beredar dipasaran;
1. Dari gradasi warna.
perbedaan warna yang yang terlalu mencolok mata dimiliki oleh lovebird GS BS palsu, yang orisinil gradasinya terlihat agak buram dan terlihat alami.
2. Dari Harganya
Biasanya lovebird GS pikokan / semiran harganya dibawah rata-rata pasar.
3. Dari penjualnya
Lihat gerak-gerik si penjual, apakah ada yang janggal atau tidak ?, berani ngasih alamat rumah orisinil atau tidak ? dianjurkan beli lovebird sama yang sudah punya kredebilitas atau sama yang sudah kenal.
4. Perubahan warna
Burung lovebird imitasi akan berubah warnanya sekitar 2 hingga 3 bulanan kembali ke semula.
agar informasinya bermanfaat
sumber omkicau.com
0 Response to "Lovebird Blorok Sepasang 4 Juta Ini Berubah Jadi Josan. Kok Bisa?"