Asal Terukur, Makan Daging Kambing Manis Bagi Kesehatan, Ini Kandungan Nutrisinya!

Daging Kambing Adalah Daging Yang Baik Untuk Dimakan Baik Secara Ilmiah Maupun Secara Syar'i

Banyak orang salah menilai daging kambing dan menganggap tidak sehat jikalau mengonsumsi daging kambing. Padahal lemak yang terkandung dalam daging kambing cukup rendah. Asal dimakan tidak berlebihan, daging kambing manis bagi badan kita.

Daging kambing ialah daging yang dihasilkan dari kambing (Capra aegagrus). Enam persen daging yang diperdagangkan di dunia ialah daging kambing, dan lebih dari 70 persen penduduk dunia memakan daging ini. Daging ini paling banyak dimakan di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika Latin, dan tidak jarang di Eropa.

Rasulullah ialah seorang penggembala kambing lantaran binatang ini dinilai banyak kebaikan dan ada keberkahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اتخذوا الغنم فإن فيها بركة
“ Peliharalah (manfaatkan) oleh kalian kambing kerana di dalamnya terdapat barakah.” [HR Ahmad]
Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda;
ما بعث اللهُ نبيًّا إلا رعى الغنمَ . فقال أصحابُه : وأنت ؟ فقال : نعم ، كنتُ أرعاها على قراريطَ لأهلِ مكةَ
“Tidaklah seorang Nabi diutus melainkan ia menggembala kambing. Para sobat bertanya, apakah engkau juga?”. Beliau menjawab, “iya, dahulu saya menggembala kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath.”[HR. Al Bukhari, no. 2262]
Dari Abu Said berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hampir saja harta muslim yang terbaik ialah kambing yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau peperangan sesama muslim).” (HR. Bukhari)
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suka memakan daging kambing, terutama bahagian lengan dari daging seekor kambing. Abu Hurairah r.a. berkata: “Suatu dikala dihidangkan ke hadapan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam semangkuk bubur dan daging. Maka dia mengambil bahagian lengan (dari daging tersebut), dan bahagian itulah yang paling disenangi oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.” (HR. Muslim)

Kandungan Nutrisi dan Gizi Daging Kambing. Menurut situs pengawas kuliner Amerika, USDA, setiap 100 gram daging kambing mengandung 27 gram protein, 143 kkal kalori, lemak cukup rendah sebesar 3 gram, namun kandungan kolesterolnya cukup tinggi sebesar 75 mg. Selain itu, menyerupai halnya daging sapi, daging kambing mengandung zat besi, vitamin B12, fosfor dan selenium.

Setelah mengetahui kandungan nutrisi dalam daging kambing, berikut beberapa manfaat daging kambing:

• Sumber energi yang besar untuk acara sehari-hari
• Pembentukan otot, kandungan protein di dalamnya sangat penting untuk pembentukan otot dan pertumbuhannya
• Mencegah anemia, hal ini disebabkan lantaran daging kambing mengandung zat besi yang besar
• Meningkatkan kekebalan tubuh, kandungan zat besinya yang tinggi, mencapai100 gram memenuhi 26% kebutuhan zat besi harian, yang bermanfaat meningkatkan sistem imun tubuh.
• Antioksidan, kandungan seleniumnya yang besar, 38 mg atau 54% kebutuhan harian badan merupakan antioksidan
• Menjaga kesehatan mata, Kandungan vitamun B2 atau riboflavin sebesar 0.3mg atau 18% dari kebutuhan harian penting untuk menjaga kesehatan mata
• Menjaga sistem saraf, kandungan vitamin B12 yang cukup tinggi baik untuk menjaga sistem saraf kita
• Kesehatan tulang, kandungan phosphorus yang besar, 272mg atau 27% dari kebutuhan harian bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang

Keutamaan Daging Kambing:

Ibnul Qayyim berkata, “Daging Kambing sanggup menjadikan darah yang sehat dan berpengaruh bagi siapa saja yang sanggup mengunyahkan dengan baik. Daging itu cocok bagi orang-orang yang tinggal di kawasan dengan iklim hambar dan sedang, serta cocok pula bagi mereka yang suka berolahraga di tempat-tempat yang hambar atau pada trend dingin. Daging juga bermanfaat bagi mereka yang lemah daya pikirnya lantaran daging sanggup menguatkan daya pikir dan daya hapal seseorang. Bagian daging yang paling baik ialah yang terlindung dengan tulang. Bagian sebelah kanan lebih baik dari sebelah kiri. Dan cuilan depan lebih baik dari cuilan belakang. Rasulullah lebih menyukai cuilan depan seekor kambing. Daging cuilan aas juga lebih baik dari cuilan bawahnya, kecuali cuilan kepala.” [Panduan Diet Ala Rasulullah, Indra Kusumah SKL, Gramedia)

Para ulama terdahulu memperlihatkan pendapat wacana keutamaan mengambil daging. Di antaranya :

Qadhi Iyadh berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassallam gemar mengambil daging bahagian lengan disebabkan oleh kematangannya, aroma yang wangi, rasa yang lazat, manis dan jauh dari tempat-tempat yang berbahaya.”

Muhammad bin Wasi’ berkata, “Daging sanggup menambahkan kekuatan penglihatan.”

Imam Az Zuhri berkata, “Memakan daging akan menambah tujuh puluh kekuatan (tenaga).”

Ali bin Abi Thalib berkata, “Makanlah daging, sebetulnya daging sanggup menciptakan warna menjadi jernih, menciptakan perut menjadi lapar dan sanggup memperbaiki akhlak.”

Sementara Adz-Dzhahabi dalam Thibbun Nabawi menguraikan, limpa dagingnya buruk dan mengakibatkan sakit empedu. Sedangkan hati yang paling manis dimakan dengan cuka dan kazbarah (ketumbar), kemudian disantap dalam kondisi hambar bersama karaaya.

Al-Farzdaq berkata, “Ambillah daging cuilan depan. Hindarilah kepala dan perut, lantaran keduanya ialah sarang penyakit.”

Namun demikian perlu dihindari makan daging berlebihan, lantaran Umar bin Khaththab RA berkata, “Hindarilah daging, lantaran sebetulnya daging itu mengandung zat yang ganas menyerupai ganasnya khamer.” (Imam Malik dalam Al-Muwaththa).

Ahli tafsir Al-Qurthubi rahimahullah berkata,

وجعل البركة في الغنم لما فيها من اللباس والطعام والشراب وكثرة الأولاد، فإنها تلد في العام ثلاث مرات إلى ما يتبعها من السكينة، وتحمل صاحبها عليه من خفض الجناح ولين الجانب

“Allah telah menjadikan berkah pada kambing di mana kambing sanggup dimanfaatkan untuk pakaian, makanan, minuman, banyaknya anak ,karena kambing beranak tiga kali dalam setahun, sehingga memperlihatkan ketenangan bagi pemiliknya. Kambing juga menciptakan pemiliknya rendah hati dan lembut terhadap orang lain.” [Dalam Al-jami’ liAhkaamil-Qur’an 10/80, Darul Kutub Al-Mishriyah, Koiro, 1384 H, syamilah]